BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar
belakang
Aneurisma adalah
pelebaran atau menggelembungnya dinding pembuluh darah, yang didasarkan atas
hilangnya dua lapisan dinding pembuluh darah, yaitu tunika media dan tunika
intima, sehingga menyerupai tonjolan/balon. Dinding pembuluh darah pada
aneurisma ini biasanya menjadi lebih tipis dan mudah pecah. Sebenarnya
aneurisma dapat terjadi di pembuluh darah mana saja di tubuh kita. Komplikasi
dari aneurisma dapat menyebabkan terjadinya pecahnya pembuluh darah di otak,
yang juga dikenal dengan stroke. Sayangnya, kasus ini belum banyak diketahui di
Indonesia dan data tentang penyakit ini masih sangat sedikit. Di dalam
makalah ini membahas Asuhan Keperawatan Aneurisma.
- Rumusan
Masalah
1. Apa
definisi dari Aneurisma?
2. Bagaimana
manifestasi klinis dari Aneurisma?
3. Bagaimana
asuhan keperawatan pada kasus Aneurisma?
- Tujuan
1. Memenuhi
tugas dari mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah.
2. Mahasiswa
mampu memahami tentang pengertian Aneurisma.
3. Mahasiswa
mampu memahami tentang asuhan keperawatan teoritis Aneurisma.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Aneurisma
merupakan dilatasi lokal permanen dari suatu arteri sehingga arteri tersebut
berukuran 1,5 kali dari diameter normal. Suatu aneurisma palsu atau
pseudoaneurisma merupakan perluasan hematoma yang berpulsasi sebagai kelanjutan
dan lumen pembuluh darah. Keadaan ini tidak memiliki lapisan epitel.
B.
Macam-macam Aneurisma
Aneurisma dapat diklasifikasikan
berdasarkan bentuknya antara lain :
1. Aneurisma Sakular atau Fusiform
adalah aneurisma mirip kantong menonjol dan berhubungan dengan dinding arteri
melalui suatu leher yang sempit. Apabila seluruh segmen arteri mengalami
dilatasi, maka terjadilah Aneurisma
fusiform.
2.
Aneurisma Mikotik adalah aneurisma yang
disebabkan oleh infeksi lokal. Aneurisma jenis ini jarang ditemukan.
3. Aneurisma Palsu adalah
akumulasi darah ekstravaskuler disertai disrupsi dari ketiga lapisan dinding
arteri. Dinding dari aneurisma palsu adalah trombus dan jaringan yang
berdekatan.
Selain
berdasarkan bentuk Aneurisma juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tempatnya
antara lain :
1.
Aneurisma
aorta abdominalis
Aneurisma aorta abdominalis biasanya
menyerang mulai dari bawah arteri renalis dan meluas ke bifurkasio aorta,
kadang-kadang melibatkan arteri iliaka. Aneurisma ini jarang meluas keatas ke
arteri renalis, melibatkan cabang-cabang visera mayor dari aorta. Aneurisma ini
sering terjadi pada penderita tekanan darah tinggi, ukurannya lebih besar dari
7,5 cm dan bisa pecah. (Diameter normal dari aorta adalah 1,8-2,5 cm).
2.
Aneurisma
aorta torakalis
Aneurisma aorta torakalis adalah
pelebaran atau dilatasi pembuluh darah aorta yang biasanya menyerang aorta
torasika desendens dibawah arteri subklavia kiri, aorta asendens diatas katup
aorta, dan arkus aorta. Aorta desendens paling sering terserang. Pada salah
satu bentuk aneurisma torakalis yang khusus, pelebaran aorta terjadi di
tempatnya keluar dari jantung. Pelebaran ini bisa menyebabkan kelainan fungsi katup
antara jantung dan aorta (katup aorta), sehingga pada saat katup menutup, darah
kembali merembes ke jantung. Aneurisma aorta torakalis sebanyak kurang dari 10%
dari seluruh aneurisma aorta. Aneurisma aorta torakalis paling lazim
diakibatkan oleh regenerasi dinding media; sifilis merupakan penyebab yang
paling jarang. Vaskulitis dan nekrosis dinding medial kistik, seperti terjadi
pada sindroma Marfan, juga dapat mengakibatkan aneurisma aorta. Aneurisma
traumatik dapat terjadi di ligamentum arteriosus di atas arteri subklavia
ketika dinding aorta terputar secara tidak lengkap sebagai akibat kecelakaan
deselerasi cepat.
3.
Aneurisma
Intrakanial
Aneurisma intrakranial (serebral)
adalah dilatasi dinding arteri serebral yang berkembang sebagai hasil dari
kelemahan dinding arteri.
C.
Manifestasi klinis
a)
Manifestasi klinis umum pada aneurisma,
terlepas dari tipe dan sisi:
·
Hipertensi dengan pelebaran tekanan
nadi
·
Tekanan darah pada paha bawah lebih
rendah dari pada tekanan darah pada lengan. Normalnya, TD pada paha lebih
tinggi dari lengan
·
Nadi perifer lemah atau asimetris
b)
Manifestasi klinis khusus untuk
aneurisma aorta abdominalis :
·
Massa abdominalis pulsasi abnormal
(gambaran paling menonjol)
·
Keluhan-keluhan perasaan ”denyut
jantung” pada abdomen bilang terlentang
·
Nyeri punggung bawah atau abdomen
·
Desiran (bunyi mendesis) pada
auskultasi massa dengan diafragma stetoskop
c)
Manifestasi klinis khusus pada aneurisma
aorta torakal (menunjukan tekanan massa terhadap struktur intratorakal) :
·
Nyeri dada menyebar ke punggung dan
memburuk bila pasien ditempatkan pada posisi terlentang. Pada anuerisma
diseksi, nyeri mengikuti arah dimana pemisah berlanjut
·
Perbedaan bermakna pada pembacaan TD
diantara lengan
·
Dispnea dan batuk (menunjukan tekanan
terhadap trakea)
·
Suara sesak (menunjukan tekanan
terhadap saraf laring)
·
Disfagia (menunjukan tekanan terhadap
esofagus)
d) Manifestasi
klinis khusus pada aneurisma intrakranial :
·
Adanya nyeri dan kaku leher bagian
belakang dan medula spinalis akibat adanya iritasi meningen.
·
Gangguan penglihatan ( hilangnya
penglihatan, diplopia, ptosis ) terjadi pada saat aneurisma berdekatan
dengan saraf okulomotorius.
·
Dapat terjadi tinitus, pusing, dan
hemiparesis.
D.
Patofisiologi
Semua jenis
aneurisma pasti meliputi kerusakan lapisan media pembuluh darah. Hal ini
mungkin disebabkan oleh kelemahan kogenital, taruma atau proses penyakit. Apabila
timbul aneurisma, maka akan selalu cenderung bertambah besar ukurannya. Faktor
resiko meliputi prediposisi genetik, merokok, dan hipertensi. Lebih dari
separuh penderita mengalami hipertensi.
Terkadang pada
aorta yang mengalami penyakit aterosklerosis, dapat terjadi robekan pada
intima, atau media mengalami degenerasi, akibanya terjadi diseksi. Aneurisma
diseksi sering dihubungkan dengan hiperteni yang tidak terkontrol. Aneurisma
diseksi disebabkan oleh ruptur lapisan intima mengakbitkan darah mengalami
diseksi di lapisan media. Ruptur dapat terjadi melalui adventisia atau di dalam
lumen melalui lapisan intima, sehingga memungkinkan darah masuk kembali ke
jalur utamanya, mengakibatkan diseksi kronis atau diseksi tersebut dapat
menyebabkan oklusi cabang-cabang aorta. Kematian biasanya disebabkan oleh
hematoma yang ruptur ke luar.
E.
Etiologi
·
Ada bakat atau bawaan lemahnya dinding pembuluh darah. Ini bisa
terjadi pada pembuluh darah manapun diseluruh tubuh. Akan jadi fatal kalau
dinding pembuluh darah yang lemah itu terdapat di otak.
·
Ada infeksi yang disebabkan oleh jamur maupun bakteri yang
mengenai pembuluh darah.
·
Terjadi peradangan pada aorta
·
Penyakit jaringan ikat keturunan, misalnya sindroma marfan
Sindroma Marfan adalah suatu penyakit jaringan ikat keturunan
yang menyebabkan kelainan pada pembuluh darah dan jantung, kerangka tubuh dan
mata.
·
Risiko ini menjadi semakin
tinggi pada penderita tekanan darah tinggi, orang dengan tingkat stres tinggi
maupun perokok.
F. Pemeriksaan
Diagnostik
1. Pemeriksaan
radiologis membantu mendefinisikan lokasi dan memastikan adanya dan ukuran
anuerisma.
2. Aortogram
memastikan diagnosa aneurisma.
3.
EKG, enzim jantung, dan ekokardiogram
dilakukan untuk mengesampingkan penyakit jantung sebagai penyebab nyeri dada.
4. Angiography. Angiography
juga menggunakan pewarna khusus menyuntikkan ke dalam aliran darah unutk
membuat dalam dari arteri muncul pada gambar x-ray. Sebuah angiogram menunjukan
jumlah kerusakan dan halangan dalam pembuluh darah.
G. Penatalaksanaan
medis umum
Farmako terapi :
·
Antihipertensif untuk mempertahankan
tekanan sistolik pada 120mmHg atau kurang.
·
Propanolol (inderal) untuk menurunkan
kekuatan pulsasi dalam aorta dengan menurunkan kontraktilitas miokard.
Pembedahan bila
terapi obat gagal untuk mencegah pembesaran aneurisma atau pasien menunjukan
gejala-gejala distress akut. Pembedahan meliputi eksisi dan pengangkatan
aneurisma dan pengantian dengan graf sintetik untuk memperbaiki kontinuitas
vaskular.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
ANEURISMA
- Pengkajian
1. Pemeriksaan
Fisik
Keadaan umum :
Kesadaran, status gizi, TB, BB, suhu, tekanan
darah, nadi, dan respirasi.
2. Pemeriksaan
Fisik Head to Toe
a. Kepala : (Mata, hidung, telinga, gigi, dan
mulut)
b. Leher : Ada tidaknya pembesaran tyroid.
c. Dada : Inspeksi kesimetrisan dada,
palpasi pergerakan
dada, perkusi, auskultasi suara nafas
dan bunyi
jantung S1 dan S2.
d. Genitalia : Infeksi kebersihan
e.
Ekstremitas : Kesimetrisan, pergerakan, tonus otot, ada tidaknya
edema.
f. Sistem
Neurologik
Reaksi
pupil, fungsi sensorik dan motorik, defisit saraf kranial (gerakan mata ekstraokuler,
fasiaol droop, adanya ptosis), kesukaran bicara, gangguan penglihatan atau
penurunan neurologik dan sakit kepala.
3. Pemeriksaan
Penunjang
a. Pemeriksaan
CT scan : fungsi lumbal yang menunjukan adanya darah dalam cairan.
b. Angiografi
serebral : menunjukan lokasi dan ukuran anuerisma
- Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan
perfusi serebral sehubungan dengan perdarahan dari aneurisma.
2. Perubahan
sensori atau persepsi sehubungan dengan pembatasan kewaspadaan subarakhnoid.
3. Ansietas
sehubungan dengan penyakitnya atau hambatan pada subarakhnoid
- Intervensi
- Diagnosa
keperawatan :
Perubahan perfusi
serebral sehubungan dengan perdarahan dari aneurisma.
Tujuan :
Memperbaiki
perfusi jaringan serebral
Intervensi
:
- Kaji
penurunan neurologi, peningkatan TIK, dan Vasospasme
Rasional : Memudahkan untuk melakukan tindakan keperawatan
- Observasi
TD, denyut nadi setiap satu jam sekali
Rasional : agar
tidak mengalami peningkatan, jika TD meningkat dapat memperparah penyakit dan
proses penyembuhan lebih lama.
- Kaji
respon pupil dan fungsi motorik
Rasional :
Mengetahui lebih dini penurunan fungsi sensorik dan motoriknya
- Pantau status respiratorik karena
adanya penurunan tekanan O2
Rasional :
Supaya tidak mengalami alkalosisi dan asidosis respiratorik
- Berikan
lingkungan yang tidak menstimulus terjadinya TIK dan perdarahan
Rasional : TIK dan pendarahan dapat memperburuk keadaan
- Anjurkan
untuk tirah baring
Rasionalnya : Untuk mengurang resiko terjadinya peningkatan
TIK
- Tinggikan
tempat tidur bagian kepala dengan ketinggian sedang
Rasional : Memberikan aliran vena dan menurunkan
TIK
- Diagnosa
Keperawatan :
Perubahan
sensori atau persepsi
sehubungan dengan pembatasan
kewaspadaan subarakhnoid.
Tujuan :
Mengurangi
gangguan sensorik atau persepsi
Intervensi :
a.
Orientasikan pada realitas ( waktu,
tempat, orang )
Rasional : Membantu untuk mempertahankan orientasi
b. Beri stimulus
sensorik secara minimal
Rasional :
Klien dapat mengingat terus terhadap stimulus yang diberikan
- Diagnosa
Keperawatan :
Ansietas
sehubungan dengan penyakitnyaatau hambatan pada subarakhnoid
Tujuan
:
Mengurangi ansietas klien
Intervensi :
a. Berikan
informasi tentang rencana tindakan keperawatan
Rasional :
Memberikan ketenangan dan membantu meminimalkan ansietas
b. Berikan
dukungan.
Rasional :
Dengan diberi dukungan klien tidak merasa sendiri dan dapat mengurangi rasa
takut.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Aneurisma adalah pelebaran abnormal dari sebuah
arteri yang berhubungan dengan kelemahan pada dinding arteri. Aneurisma
dapat diklasifikasikan berdasarkan tempatnya yaitu : aneurisma aorta torakal,
aneurisma aorta abdominalis, dan aneurisma intrakranial. Aneurisma adalah
penyakit yang serius karena dapat ruptur, mengakibatkan perdarahan dan
kematian.
B.
Saran
Aneurisma adalah
penyakit yang serius dan dapat menyebabkan kematian, maka dari itu jagalah
kesehatan kita, setiap orang pasti mempunyai risiko untuk mendapatkan
aneurisma, Marilah kita hindari
terlalu banyak makanan yang berlemak, kolesterol tinggi, konsumsi berlebihan
konsumsi garam meja/dapur, hindari emosi, olah raga teratur dan pastinya pola
hidup sehat. Dan dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa
keperawatan dapat memahami bagaimana tentang penyakit aneurisma
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Jual. 1999. Rencana
Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Gray, Huon H. Lecture
Notes Kardiologi. Jakarta : ERLANGGA
Price, Sylvia Anderson.
1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Smeltzer, Suzanne C. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth. Vol.2. Jakarta
: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Lucky Club Casino Site - Casino Review 2020 - Live
BalasHapusLucky luckyclub.live Club Casino is licensed in Curacao with Curacao registered gaming authority, and is operated by the Microgaming group of Rating: 5 · 1 vote